Ku Cintai Bulan yang Tak
Mencintai
#CerpenYeni1
Yeni Aryanti, Mahasiswa Unindra, Fakultas FBS, Angkatan 2017 |
Kala itu. tak lagi seindah sekarang..
Aku menikahi seorang wanita bernama Bulan yang sangat
sederhana, menerima aku apa adanya mau hidup
sederhana dan tidak banyak permintaan seperti wanita lain
pada umum nya. Pernikahan kami berjalan 5
tahun sudah, namun kami belum juga dikaruniai anak
mungkin karena kami terlalu lelah dalam bekerja. Aku hanya seorang pedagang
bakso gerobak keliling dan Bulan membantu ku untuk menjadi buruh cuci
di rumah tetangga penghasilan Kamis dalam sehari tidak seberapa terkadang cukup
untuk membayar kontrakan 250.000 tetapi terkadang kami hanya bisa makan
dari bakso yang sisa karena hasil untuk membayar hutang, meskipun demikian kami saling
mencintai dan hidup rukun tanpa ada pertengkaran “bersyukurnya aku” pada saat itu gumam
ku.
Tapi suatu malam di saat sedang duduk bersama
seperti biasanya berbincang hangat menjelang tidur istri ku Bulan berkata “Mas sampai kapan kita mau hidup begini, hidup susah, kadang makan kadang tidak, dan kita belum juga
dikaruniai anak, aku bosan mas aku jenuh begini terus, aku tidak tahan lagi, aku lelah terus-menerus menjadi tukang cuci. Tangan ku tidak bisa mulus
seperti wanita lain, aku juga tidak pernah membeli baju baru saat Idul Fitri, jangankan untuk itu, kontrakan saja sering
nunggak, hutang dimana-mana aku mau menjadi seperti wanita lain yang
pakaiannya bagus, rumah bagus tangannya halus wajahnya mulus tidak seperti ku
mas" Bulan
menggerutu,
Bulan yang selama ini tidak
pernah mengeluh tidak pernah banyak meminta,
berubah, aku
kaget mendengar keluhan nya pada malam itu aku berfikir bahwa dia hanya sedang
ingin dimanja. Lalu aku pun berkata padanya “Sayang suatu hari kita pasti
akan bahagia bersama anak-anak, aku janji akan membuat mu bahagia, maafkan aku yang belum
membahagiakanmu saat ini. Tapi aku minta kamu selalu disini disampingku, selalu menyayangiku dan setia bersamaku, aku tidak perlu
wajahmu yang mulus, tanganmu yang halus, aku hanya butuh kesetiaan
mu saja dan sifat pengertianmu Dik" kataku saat itu Bulan pun terdiam lalu menarik selimut
dan tidur membelakangiku.
Waktu berlalu, kini Bulan semakin berubah, dia
lebih banyak diam denganku, namun dia sering bersolek sekarang. Ikut aksi kampanye keliling
kesana-sini bersama ibu-ibu di Gang Mandiri demi mendapatkan uang Rp100.000 dan
pakaian yang bagus dari para caleg. Kampanye pun semakin marak bahkan Bulan
jarang pulang ke rumah, setiap kali ku tanya Kemana dia pergi dia
selalu marah, paling hanya berkata singkat “Ikut kampanye Mas lumayan tidak perlu capek tapi dapat duit”
Tetapi masalahnya bukan itu, aku mendengar aroma cerita
yang tidak enak, banyak ibu-ibu yang berkata bahwa dia
jalan bersama laki-laki lain, diajaknya belanja, makan di restoran yang
mewah, rupanya istriku sedang berusaha
mendekati salah satu Timses dari caleg yang kaya raya, istriku memanfaatkan
segala cara demi mendapatkan kepuasan dunia semata, pantas saja setiap pulang
ke rumah dia selalu membawa banyak barang belanjaan dari pakaian baru, perhiasan, kosmetik, celana dalam baru dan
masih banyak lagi.
Semakin hari Bulan semakin berubah akupun Bertanya dalam
hati apa yang terjadi diantara
kita mengapa kita tidak pernah bicara lagi seperti dulu menjelang tidur, dia tidak melayani ku, tidak menyediakan makanan pagi
untuk ku, kopi ketika aku pulang pun sudah lama
tak ku dapatkan.
Kini Bulan meninggalkanku begitu saja entah kemana, aku seperti sampah tak berharga, “Aku hanya ingin mengingatkan mu Bulan perjalanan kita
masih jauh, dunia ini hanya sementara, harta kita tidak akan dibawa ke dalam perjalanan berikutnya menuju
akhirat. Aku cinta kamu Bulan meski kamu tak cinta aku"
Keren kayeeennn lanjutkaann😻😻
ReplyDeleteThank you dear :*
ReplyDeleteLuar biasa, singkat penuh makna...
ReplyDelete